Loading...

DEWI SARASWATI

SARASWATI - MAKNA DIBALIK SIMBOL


Dewi Saraswati

Simbol keagamaan adalah manifestasi dari sesuatu yang suci, yang menyangkut segala data keagamaan seperti : gambar, arca, pratima, patung, upacara-upacara, sesajen, mitos-mitos dan sebagainya.
Adapun simbol Dewi Saraswati, dikenal ada beberapa macam. Di Bali binatang cecak dipercayai sebagai wahana Dewi Saraswati, demikian pula Aksara diyakini adalah “pratima” dari Dewi Saraswati.

Dalam beberapa pustaka Dewi Saraswati disimbolkan sebagai seorang wanita cantik dengan sikap duduk dan ciri-ciri yang berbeda-beda, salah satu dari simbol Dewi Saraswati yang umum dikenal adalah sebagai berikut :
Seorang wanita cantik, bertangan empat, dua tangannya memainkan “wina”, dua tangannya lagi membawa “aksamala” dan “cakepan/pustaka”, dengan sikap duduk di atas bunga teratai dan di bawahnya terdapat seekor angsa dan seekor burung merak.

Makna dari simbol tersebut secara umum sebagai berikut :

  1. Wanita cantik mempunyai arti simbolis, bahwa ilmu pengetahuan itu bersifat mulia, luhur dan menarik.
  2. Bertangan empat adalah lambang dari Catur Weda Samhita, yaitu : Reg Weda, Sama Weda, Yajur Weda dan Atharwa Weda, yang merupakan sumber ilmu pengetahuan suci Agama Hindu yang memuat kumpulan sabda-sabda Tuhan.
  3. Pustaka atau Cakepan adalah simbol ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.
  4. Aksamala atau Genetri, melambangkan konsentrasi atau meditasi.
  5. Wina adalah simbul Rta yaitu hukum alam yang abadi dan juga melambangkan nada Brahman yaitu suara suci OM, yang merupakan musik alam semesta atau musik angkasa.
  6. Angsa adalah lambang “wiwekajnana” yaitu kemampuan untuk membedakan diantara yang baik dan buruk, benar dan salah, serta mampu memisahkannya.
  7. Teratai, adalah lambang kesucian.
  8. Burung Merak, adalah lambang kewibawaan

3:07 PM 5/14/2015


Hari Raya Saraswati
Dewi Saraswati sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan dan Seni, dirayakan oleh umat Hindu di Bali]], yang jatuh pada hari Saniscara (SabtuUmanis (Legi), wukuWatugunung. Perayaan ini dilaksanakan setiap 210 hari (atau 7 bulan menurut kalender Bali), sebagai penghormatan kepada dewi ilmu pengetahuan dan seni.

Om Sarasvati namas tubhyam, varade kama rupini siddhirambha karisyami, siddhir bhantu me sada.
Pranamya sarva-devans ca, Paramatmanam eva ca, rpa siddhi prayukta ya, Sarasvati namamy aham.
Sarasvati 1-2
“Om Hyang Widhi dalam wujud-Mu sebagai Dewi Sarasvati, pemberi berkah, wujud kasih sebagai seorang ibu sangat didambakan. Semoga segala kegiatan yang hamba lakukan selalu berhasil atas karunia-Mu”

Setelah hamba memuja seluruh dewata dan juga dewata tertinggi (Paramatma/Parama Siva), kami memuja Sarasvati yang maha cantik yang mendorong keberhasilan.
“Sang Hyang Saraswati yang hamba puja, sarana pemujaan hamba adalah bunga yang berbau harum, juga melalui Dhyana, japa dan pengucapan mantra yang hamba lakukan, hanya untuk menyembah Dewi Saraswati. Hakekatnya, hanyalah Engkau sebagai akhir dari ilmu pengetahuan. Berbagai karakter semuanya adalah jalan Engkau, walaupun telah diuraikan dalam berbagai ilmu pengetahuan, sesungguhnya untuk menemukan hakekat yang tertinggi, hakekat pengetahuan”
Sesungguhnya Engkau asal dari segala ilmu pengethauan, hanya engkaulah yang menganugrahkan pengetahuan yang memberikan kebahagiaan. Engkau pula yang penuh keutamaan dan Engkaulah yang menjadikan segala yang ada.
Engkau sesungguhnya permata yang sangat mulia. Engkau keutamaan dari setiap istri yang mulia. Demikian pula tingkah laku seorang anak yang sangat mulia. Karena kemuliaan-Mu pula semua yang mulia menyatu”
Kekawin Saraswati, Kirtya, 1875, p.26.
Banten Saraswati yang lumrah dipergunakan pada Hari Suci Saraswati adalah dalam bentuk Tamas yang kecil mungil dan sederhana.
Banten ini biasanya dihaturkan pada lontar-lontar yang ditaruh dalam sebuah 'Dulang'. Begitu pula buku-buku bacaan pada hari itu dibantenin atau diupacarai. Tujuan daripada penghormatan ini adalah untuk rnenrohon anugrah-Nya dalam pembawaannya sebagai seorang Dewi yang amat cantik yaitu Dewi Saraswati.
Yang menuntun umat-Nya dari kegelapan menuju pada kecemerlangan.
Bahan-bahan Banten Saraswati terdiri dari:
- Tamas
- Daun Beringin
- Jajan Cacalan yang berbentuk Cecak
- Ituk-ituk
- Bubur Sumsum
- Daun Cemara
- Pisang, Tebu, Tape Gede
- Jajan Uli, Begina
- Rerasmen Wadah Celemik
- Sampian Sesayut
- Penyeneng Cenik

Cara menatanya:
  • Tamas diisi Pisang 2 bulih dan tebu sibakan tugelan. Di tengah-tengahnya diisi tape gede. Disusuni jajan Bagina dan jajan Uli.
  • Di teben diisi dengan Cemara, ituk-ituk diisi daun Beringin yang salah satu daunnya sudah diisi bubur sumsum. Kemudian paling atas adalah jajan Cacalan Saraswati yang berbentuk Cecak. Ditemani pula dengan Segehan Kober.
  • Setelah itu ada pula Rerasmen, kemudian setelah semuanya lengkap, diisi Penyeneng dan Sampian Sesayut ukuran kecil.
Doa Saraswati:
Om syam Siwam dewam mrtistam swaha,
Om nirwigna nama swaha, suka Sidyam nama swaha.
Om Kara krti prataman, akasa widyah saranam, suka aksara winastam, prasama pada winatam.
Om sri sri sri Sarasati purneng purnaning prani ya nama swaha.

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP