Kebanyakan wanita di dunia mempunyai kebijakan yang minim dan selalu
dipenuhi rasa obsesi terhadap banyak
hal. Mereka melahirkan, mengurus dan membesarkan anaki-anak serta merasakan
sebagai kewajibannya. Setiap anak
tergantung pada air susu ibunya demi kehidupan dan makanan, dan susu adalah
darah ibunya yang telah berubah menjadi ASI.
Setiap anak meminum 1200 galon susu ibunya selama + 2th. Oleh karena penghisapan (penyedotan) dari
badan ibu ini, saat sang anak mengambil susu untuk makanannya, ibu menjadi
letih dan menderita, dan karenanya tulang mereka menjadi hitam dan ringan.
Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan suatu mukjizat yang tidak pernah dimiliki
oleh siapapun di dunia ini, yaitu mukjizat merubah darah menjadi susu (ASI)
untuk diberikan kepada sang arak (bayinya).
Bagaimana kita dapat membalas jasa dan kasih sayang seorang ibu ?
Mari kita simak bagaimana, proses bayi dalam kandungan ibu. Selama + 10 bulan janin tumbuh dalam kandungan. Selama + 10
bulan aIangkah menderitanya sang ibu. Selama janin berada disitu, pada bulan pertanma
kehamilan, kehidupan janin tidaklah menentu, seperti setetes embun pada daun
yang kemungkinan tidak akan bertahan dari pagi hingga petang.
Pada bulan kedua, janin menjadi kental (seperti susu). Pada bulan ketiga,
janin seperti darah yang mengental. Pada
bulan keempat, janin mulai terwujud sedikit seperti manusia. Selama bulan
kelima, dalam kandungan, kelima anggota badan anak (dua kaki, dua tangan dan
kepala mulai terbentuk).
Pada bulan keenam, anak mulai mengembangkan inti ke-6 alat indranya
yaitu mata, telinga, hidung, lidah, badan dan pikiran. Selama bulan ketujuh 300
tulang-tulang dan persendian terbentuk, serta kedelapan puluh empat ribu pori-pori,
dan rambut telah sempurna. Dalam bulan
kedelapan, kecerdasan telah mulai
tumbuh dan kesembilan lubang (pintu raga) terbentuk. Pada bulan kesembilan, janin telah belajar
menyerap sari makanan, buah-buahan, tanaman tertentu dan kelima macam padi dan
kacang-kacangan. Pada bagian dalam seorang ibu terdapat organ yang padat yang
berfungsi menyimpan sedangkan organ dalam yang hampa berguna untuk mengolah jiwa.
Inilah yang menjadi keajaiban sehingga
organ seorang ibu tersebut bekerja mengolah secara otomatis untuk pembekuan
darah dari organ yang berada di dalam tubuhnya dan membentuk zat tunggal yang
menjadi makanan sang bayi dalam kandungan (selama bulan kesepuluh ketika bayi
siap dilahirkan).
Bila sang bayi adalah tipe anak yang berbakti pada orang tua, maka sang
bayi akan lahir dengan kedua telapak tangannya bersatu sebagai tanda
menghormat, dan kelahiran tersebut akan aman dan baik. Sang ibu tidak akan terluka oleh kelahirannya
dan tidak menderita kesakitan. Tetapi bila anak itu bersifat pemberontak
(bandel) hingga melakukan tindakan tak terkendali, maka sang bayi merusak
kandungan ibunya, mengoyak jantung dan hati dan terlilit pada usus sang
ibu. Serta menyebabkan sakit yang tidak
terhingga serta tidak jarang membawa kematian sang ibu.
Kelahiran itu bagaikan sayatan ribuan silet, atau pedang yang tajam, yang
merobek jantungnya. Itulah penderitaan serta pengorbanan seorang ibu ketika
melahirkan anaknya (mempertaruhkan nyawa demi anak).
10 kebaikan dan
pengorbanan Ibu
Untuk lebih jelas, mari kita lihat 10 jenis kebaikan dan pengorbanan
seorang ibu terhadap anaknya:
- Kebaikan dalam memberi perlindungan selama anak dalam kandungan.
- Kebaikan dan pengorbanan dalam menanggung penderitaan selama melahirkan.
- Kebaikan unluk melupakan semua kesakitan ketika anak telah dilahirkan.
- Kebaikan dari memakan bagian yang pahit bagi dirinya dan menyimpan yang manis untuk anaknya.
- Kebaikan untuk memindahkan anak ke tempat yang kering dan dirinya sendiri berbaring di tempat yang basah.
- Kebaikan menyusui anak pada payudaranya serta memberi makan dan membesarkan anaknya.
- Kebaikan dalam mernbersihkan kotoran anaknya.
- Kebaikan memikirkan sang anak jika dia jauh.
- Kebaikan karena kasih sayang yang tiada taranya dan pengabdian.
- Kebaikan karena rasa welas asih yang dalam dan simpati.
Selama sepuluh bulan ibu mengandung anaknya, dia
merasakan kesusahan setiap kali dia bangun, seolah ia mengangkat beban yang
berat, bagaikan seorang cacat yang parah, dia tidak mampu menelan makanan dan
minuman. Bila waktu sepuluh bulan telah
berlalu dan waktu melahirkan telah datang dia menderita segala macam kesakitan
dan penderitaan agar anak dapat dilahirkan dengan selamat. Dia takut akan kematiannya, seperti seekor hewan yang menunggu untuk
disembelih. Kemudian darah mengalir di atas tanah. Inilah penderitaan yang dialami dan dihadapinya dengan senyum.
Setelah anak lahir dia menyimpan yang manis untuk anak dan menelan yang
pahit bagi dirinya sendiri. Dia
rnenggendong anak dan memberinya makan serta memhersihkan kotoran dengan suka
cita. Semua pekerjaan atau kesukaran ia
kerjakan demi kepentingan anaknya. Dia
menahan rasa dingin, panas dan tiada pernah menyebut apa yang telah dialaminya. Dia membersihkan tempat yang kering. untuk
anaknya, dan ia sendiri tidur di tempat yang basah. Selama + 1000 hari ia rnemberi rnakan anak
dengan susu (ASI) yang berasal dari darah badannya sendiri.
Orang
tua terus menerus mengajar dan membimbing anak-anaknya tentang apa yang patut
dilakukan selama anak dalam masa pertumbuhan. Mereka menyekolahkan, menyelenggarakan
perkawinan dan menyediakan harta benda dan pengetahuan kehidupan yang baik bagi
anaknya. Mereka bertanggung jawab dan
bersusah payah sendiri dengan kerja keras, demi kelangsungan hidup anaknya, dan
tiada pernah membicarakan kesusahan mereka pada anaknya.
Bila
anaknya sakit, orang tua menjadi takut, sehingga apa yang ada mereka korbankan
demi kesembuhan anaknya.
Jangan mengecewakan
orang tua.
Sangatlah
menyedihkan kalau kita Iihat acap kali seorang anak justru tidak berbakti, orang
tua yang seharusnya mereka hormati, malah mereka kecewakan. Orang tua yang
seharusnya mereka sayangi, malah rnereka hina dan caci maki. Orang tua yang
seharusnya mereka jaga, maka mereka terlantarkan. Mereka tega memelototi, dan mencampakkannya.
Mereka dengan sengaja ingin menjaga orang tua dan menghormati jika mereka tahu
bahwa orang tua mereka berharta dan mereka akan memperhatikan orang tua hanya
demi harta, dan jika harta sudah mereka dapatkan maka orang tua tersebut mereka
anggap sampah dan kotoran yang menjijikan.
Anak-anak yang selalu menyayangi orang tua dengan pamrih maka tidak
pernah mendapatkan kebahagiaan dunia. Apakah pantas kita anak yang telah
dilahirkan dengan rnempertaruhkan nyawa, dibesarkan dengan pengorbanan
lahiriyah, meminta imbalan atau mengejar hartanya dikala ia tua dan membutuhkan
perhatian kita (anaknya)? Anak yang
serakah biasanya ingin menjadi raja dan melupakan segala kepentingan orang tuanya,
tanpa perduli orang tuanya suka atau tidak dan suka memaksakan kehendak pribadi
dengan menghancurkan tali kekeluargaan yang ada dan telah dibina oleh orang tua
mereka sebelurnnya.
Kebajikan
dari cinta kasih orang tua sungguh luas dan tidak terbatas, bila itu
disalahartikan dan berusaha untuk dinodai dengan balasan cinta kasih yang
pamrih maka sukar membayar kembali kebaikan itu, dan sang anak akan menerima
imbalannya vang setimpal sebagai karmanya (mungkin dari anaknya kelak).
Adakah cara menebus
dosa terhadap orang tua?
Bila
ada seorang anak yang mengangkat ayahnya dengan bahu kiri dan ibunya dengan
bahu kanan sampai tulang bahunya hancur menjadi debu, anak itu belum bisa
membalas jasa orang tuanya.
Bila
ada anak yang menggendong orang tuanya sampai kakinya patah dan darah
berceceran
di tanah itu belum cukup membalas kebaikan orang tuanya.
Bila
ada anak selama masa hidupnya yang penuh dengan kesukaran dan kelaparan
memotong sebagian dari daging/ badannya sendiri untuk memberi makan orang
tuanya selama bertahun-tahun, hal ini juga belum dapat disebut membalas
kebaikan orang tuanya.
Bila
ada seorang anak mencukil matanya dengan belati tajam dan mempersembahkan pada
para dewata serta terus melakukannya berulang kali, anak tersebut masih tetap
belum membalas secara mendalam kebaikan orangtuanya.
Bila
seorang anak yang demi ayah dan ibunya mengambil sebuah pisau dan mengeluarkan
jantung dan hatinya sehingga darah mengucur dan membasahi tanah dengan tiada
sekalipun mengeluh kesakitan, anak tersebut tetap belum dapat membalas kebaikan
dan pengorbanan orang tuanya.
lnilah
bukti bahwa tidak ada satupun penderitaan dan penyiksaan diri yang dapat
membalas kebaikan dan pengorbanan orang tua.
Tapi justru tersedia cara yang paling gampang untuk membalas kebaikan
orang tua seperti menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaganya dengan
penuh kasih sayang sejati, maka sorga akan menjadi miliknva.
Oleh : A.S.Kobalen
0 komentar:
Posting Komentar