Dewasa ini arus globalisasi
di segala bidang semakin merambah ke seluruh dunia. Tentu saja hal tersebut
membawa dampak, baik positif maupun negative. Bersamaan dengan itu nilai-nilai
moralpun semakin terkikis. Salah satu bukti terkikisnya nilai moral tersebut
adalah timbulnya berbagai masalah yang dihadapi para remaja, berbagai problema
muncul bahkan sering kearah kriminal. Kehidupan semakin kering dan gersang,
hubungan ke Sang Khalik menjadi kehilangan
makna. Hubungan persaudaraan pun tidak lagi tampak hangat dan akrab, setiap
orang sibuk dengan urusan masing-masing.
Dampak yang paling nyata adalah semakin mengendornya fungsi keluarga
sebagai sarana pendidikan anak. Orang tua menyerahkan tanggung jaqwab pembinaan
anak pada baby sitter yang tidak paham
mana informasi yang layak diterima anak mana yang tidak. Belum lagi masalah
kepatutan dan kelayakan informasi di televisi
yang tidak dikontrol pemerintah yang dapat merusak moral dan budi pekerti anak dan remaja.
Banyak pengalaman hidup seorang remaja dalam
lingkungan kehidupannya tidak selalu menunjukkan kondisi yang kondusif untuk penanaman budi pekerti yang luhur. Di
zaman modern ini yang tampak adalah kesuksesan diukur dengan materi yang melimpah,
sedangkan untuk mendapatkan materi tersebut manusia harus berusaha dan bekerja
keras. Padahal usaha dan kerja keras tidak selalu menghasilkan materi. Oleh karena itu muncul anggapan bahwa seorang
anak yang sudah bekerja keras tapi tidak
berhasil mendapatkan materi yang berlimpah, dikatakan sebagai anak yang tidak
sukses. Remaja menjadi rancu dan gelisah
dengan tata nilai yang ada, termasuk fenomena korupsi, sogok, demonstrasi dengan kekerasan yang
menunjukkan pola pikiir instan orang dewasa. Berlatar belakang masalah tersebut
tim ahli dari berbagai latar belakang,
ahli psikologi, ahli pendidikan,
dan tokoh masyarakat berusaha merumuskan budi pekerti luhur yang Insyaalaah
dapat dimanfaatkan dalam tataran keluarga, sekolah, masyarakat sampai kehidupan berbangsa dan bernegara.
Arti Budi Pekerti
Budi pekerti merupakan masalah yang pelik, bahkan
dianggap sesuatu yang abstrak. Dikatakan abstrak karena konsep budi pekerti itu
belum terungkap secara operasional. Sesungguhnya, pengertian budi pekerti yang
paling hakiki adalah perilaku. Sikap dan perilaku yang tercermin mengandung
lima jangkauan sebagai berikut :
- Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan Tuhan Setiap manusia Indonesia harus kenal, taat, tunduk dan bertawakal kepada Tuhan YME. Memahami untuk apa dia diciptakan, mau kemana dan apa kesudahan hidupnya. Dalam konteks ini pedoman budi pekerti tidak mungkin menyimpang dari agamanya.
- Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan diri sendiri Setiap manusia Indonesia harus mempunyai jati diri. Dengan jati diri seseorang mampu menghargai dirinya sendiri karena ia mempunyai konsep diri yang positif.
- Sikap dan prilaku dalam hubungannya dengan keluarga Seseorang tidak mungkin hidup tanpa lingkungan social yang terdekat dan yang mendukung perkembangannya, yaitu keluarga. Untuk itu, diperlukan suatu penyesuaian diri yang baik dengan keluarga supaya ia dapat bertahan. Penanaman sifat kejujuran, kebersamaan, tolong menolong dimulai dari keluarga.
- Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan masyarakat dan bangsa.Sikap dan prilaku ini sikap penyesuaian diri yang diperlukan terhadap lingkunagan yang lebih luas daripada sekedar didalam lingkungan keluarga. Remaja harus mengenal apa kewajibannya terhadap masyarakat dan bangsa termasuk mengenal sejarah bangsanya. Sehingga seseorang tidak mungkin mengendarai kendaraan jika dibawah umur, jika tanpa SIM. Tidak mungkin membuang sampah disembarangan, memperhatikan kepentingan tetangga, tidak membuat kegaduhan dsb. Sikap dan prilaku dalam hubungannya dengan alam sekitar
Seseorang tidak mungkin bertahan hidup tanpa adanya
dukungan lingkungan yang adekuat (sesuai, serasi, dan tepat) seperti yang
dibutuhkannya. Untuk itu terdapat aturan
dan norma-norma yang harus dipatuhi bersama. Baik anggota masyarakat apalagi
penegak hukumnya harus mampu mencerminkan itu.
Pendidikan budi pekerti harus diajarkan sejak dini,
teratur, terarah dan terencana. Konsep agama diharapkan mapu dipahami anak
untuk pelaksanaan konsep budi pekerti luhur.
Sifat-Sifat Budi Pekerti Luhur yaitu :
- Bekerja Keras - Sikap dan perilaku yang suka berbuat hal-hal positif dan tidak suka berpangku tangan serta selalu gigih dan sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu. Perilaku ini diwujudkan dalam hubungannya dengan diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa.
- Berani memikul resiko - Sikap dan perilaku yang sampai batas-batas tertentu tidak taku menghadapi akibat apapun untuk mempertahankan ketetapan yang telah dipilihnya.
- Berdisiplin - Kesadaran akan sikap dan perilaku yang sudah tertanam dalam diri, sesuai dengan tata tertib yang berlaku dalam suatu keteraturan secara berkesinambungan yang diarahkan pada suatu tujuan atau sasaran yang telah ditentukan.
- Beriman - Sikap dan perilaku yang menunjukkan keyakinan akan adanya kekuatan Sang Pencipta. Keyakinan ini disertai kepatuhan dan ketaatan dalam mengikuti perintah dan menjauhisegala laranganNYA.
- Berhati lembut - Sikap dan perilaku yang menunjukkan kehalusan perasaan akan keadaan orang lain. Ini diwujudkan dalam perilaku yang mau ikut merasakan berbagai perasaan dan penghayatan orang lain melalui tutur kata yang juga lembut.
- Berinisiatif - Sikap dan perilaku yang penuh prakarsa, yaitu tanpa disuruh dan diberikan contoh oleh orang lain. Dengan sendirinya sudah mendahulukan tindakan yang penting. Bahkan kalau perlu mendahului orang lain (sebagai perintis)
- Berpikiran Matang - Sikap dan perilaku yang menunjukkan kemampuan berpikir secara obyektif dan mampu mengendalikan prasangka serta terbuka akan koreksi. Ini diwujudkan dalam prilaku yang dituntun oleh keseimbangan rasio dan emosi sehingga tidak mengikuti hawa nafsunya sendiri.
- Bersahaja - Sikap dan perilaku yang sederhana dan sewajarnya. Ini diwujudkan dalam perilaku yang tidak berlebih-lebihan dan sanggup mengendalikan diri dari berbagai keinginan yang adakalanya merugikan.
- Bersyukur - Sikap dan prilaku yang tahu dan mau berterimakasih
kepada Tuhan atas nikmat dan karuniaNya. Memenuhi kewajibannya dalam
bersyukur. Termasuk mengisi kemerdekaan,
bersama-sama saudara sebangsa saling memudahkan urusan.
Sumber : Prof. Dr. Edi Sedyawati,dkk
0 komentar:
Posting Komentar