Inti dari kesuksesan sejati adalah apa yang Anda lakukan dengan diri anda sendiri. Ini adalah perilaku hidup yang Anda kembangkan, ini adalah karakter yang Anda tumbuhkan dan itulah anda jadinya. Ini adalah arti utama dari kehidupan yang berhasil. (Svami Vivekananda)
Keutamaan Manusia
Seringkali kita mengeluh saat menemukan kesulitan hidup dalam kehidupan ini. Tak jarang kita menyalahkan berbagai pihak karena ketidaknyamanan yang kita alami. Bila diperhatikan, banyak orang yang terlahir lebih menderita dari kita, dan di antara orang-orang yang terlahir dengan kondisi sulit ini, banyak pula yang mampu meraih sukses dalam hidupnya. Apa gerangan rahasia di balik semua itu?
Di dalam Sarasamusccaya, Bhagawan Warraruci bertutur: "Janganlah pernah bersedih hati dilahirkan menjadi manusia, meskipun pada kelahiran yang dianggap paling hina; karena sesungguhnya amat sulit untuk bisa menjelma menjadi manusia. Berbahagialah menjadi manusia.” Dan: "Menjadi manusia adalah kelahiran yang paling utama. Karena hanya dengan menjadi manusia sajalah kebajikan/kebenaran dapat dilakukan, dan hanya dari kebajikan/kebenaran itulah kesengsaraan dapat dibenahi.” (Sloka 3-4)
Lama saya merenungi nasehat Bhagawan Warraruci (Waysampayana) ini bahwa manusia mampu membenahi kesengsaraannya. Bagaimana membenahi kesengsaran ini? Saya teringat dengan pesan Ibu "Jengahang ragane gung, selegang melajah, yen anake bisa iraga masi bisa" "Jengah" dalam bahasa Bali bermakna semangat yang mendorong kita untuk mampu berprestasi seperti orang lain, bila orang lain mampu kenapa kita tidak?
Perempuan terjelek di dunia
Setelah berada di negeri orang, saya melihat dan menyaksikan banyak orang-orang sukses berasal dari kehidupan yang sengsara. Salah satu kisah yang membuat saya kagum adalah kisah Lizzie Velasquez. Lizzie, perempuan kelahiran Texas 13 Maret 1989, terlahir dengan kelainan yang tidak wajar, lahir premature dengan berat 1,219 kg, tanpa adipose tissue yang menyebabkan ia tidak memiliki lemak, ia tumbuh menjadi anak yang tidak normal secara fisik, di usia 4 tahun mata kanannya menjadi buta (http://www.dailymail.co.uk)
Dokter yang menanganinya mengatakan ia tidak akan bisa berjalan, berbicara, maupun hidup normal seperti manusia biasa. Ukuran badannya menjadi sangat kecil dibandingkan dengan orang-orang normal. Bahkan ia dipermalukan secara online oleh orang yang tidak dikenal dengan menyebutnya sebagai "World's Ugliest Woman" (Perempuan terjelek di dunia).
Bisa dibayangkan dengan kondisi fisik seperti itu, setiap hari ia mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari teman-temannya, namun kedua orang tuanya tetap memberikan ia semangat untuk maju, bahwa ia tidak berbeda dari orang lain, perbedaan yang ada hanya karena ukuran tubuhnya yang lebih kecil dari orang lain, dan itu tidak akan menentukan siapa ia, orangtuanyapun terus menyemangati ia untuk pergi ke sekolah, tersenyum pada setiap orang, menjadi dirinya sendiri, tidak lupa orangtuanya meyakinkan Lizzie bahwa dengan melakukan semua itu orang akan mengenal ia seperti itu adanya.
Merubah energi Negatif menjadi Energi Positif
Apakah ia berhenti mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan? Tentu saja tidak, saat wawancara dengan Dr. Drew Pinsky bagaimana Lizzie menghadapi semua bentuk penghinaan itu, Lizzie mengatakan: "Saya seorang manusia.. tentu saja semua itu menyakitkan... tapi saya tidak akan membiarkan hal-hal seperti itu menentukan hidup saya, pada akhirnya semua itu hanya kata-kata".
Ia tidak menyerah begitu saja, ia menerima dirinya apa adanya, kesulitan hidup yang menimpanya ia terima dengan tulus, energi negatif yang berasal dari semua penghinaan itu ditransformasikan menjadi energi positif untuk mengangkat semangat dan daya juang meraih sukses, ia tidak ragu mengatakan bahwa kelahirannya yang berbeda ini sebagai anugrah Tuhan. Keadaan itu mendorong ia belajar ekstra keras, ia meyakini bahwa yang menentukan orang bukan latar belakangnya, dari mana asalnya, atau teman-temannya, bukan pula penampilannya, namun yang menentukan kita adalah kesuksesan dan prestasi yang kita raih bukan orang lain.
Semangat dan kerja kerasnya membuahkan hasil. Ia berhasil menamatkan studinya di Texas State University. Kemudian sukses menjadi seorang motivator, telah memberikan lebih dari 200 workshop, iapun diundang untuk berbicara di TedxAustin. Ia juga seorang penulis, buku pertamanya yang diluncurkan tahun 2010 berjudul "Lizzie Beautiful" dan buku keduanya "Be Beautiful, Be You" diterbitkan tahun 2012.
Tidak heran bila jauh sebelumnya Friedrich Nietzsche mengatakan: Untuk hidup kita tidak terlepas dari penderitaan, menemukan makna dalam penderitaan adalah tujuan untuk bertahan hidup. Ini mungkin alasan mengapa Khalil Gibran mengatakan, “dari penderitaan muncul jiwa terkuat". Sejalan dengan Lizzie, Nietzche and Gibran, Mahatma Gandhi pun mengingatkan, "Awalnya mereka mengabaikan Anda, kemudian mereka mentertawakan Anda, selanjutnya mereka memerangi Anda, Akhirnya Anda menang.”
Membuka Gerbang Sukses
Penderitaan dan kebahagiaan adalah bagian dari kehidupan kita, seperti halnya siang dan malam, ia hadir memberikan kita semangat untuk meningkatkan kualitas kehidupan kita, orang-orang hebat, menggunakan energi negatif penderitaan untuk mendorong ia belajar dan bekerja lebih giat. Semangat yang sama membuat orang-orang yang diawal kehidupannya menderita kemudian hidupnya bersinar terang.
Aristotle menasehatkan: “Penderitaan menjadi indah ketika orang menjalani bencana besar dengan keceriaan, bukan melalui ketidaksadaran tetapi melalui kebesaran pikiran." Seperti seruling yang mampu menghadirkan suara merdu, terbentuk dari bambu yang dilukai dengan pisau, ibarat patung yang indah terbentuk dari kayu cendana yang dilukai dengan pahat. Penderitaan, membuat kita menjadi dewasa, ia memberikan kita kesempatan untuk menemukan kelemahan-kelemahan kita, ia mengemangati kita untuk bertumbuh. Merenungi hal ini, alam seakan berpesan bahwa penderitaan ini adalah bimbingan-bimbingan halus dari guru kehidupan untuk membuka gerbang kesuksesan. Untuk mengakhiri renungan kecil ini perkenankan saya mengutip ungkapan Nelson Mandela: "Kasih sayang manusia kami mengikat kita satu dengan yang lain - tidak kasihan atau merendahkan, tetapi sebagai manusia yang telah belajar bagaimana mengubah penderitaan kita bersama menjadi harapan untuk masa depan".
Setiap orang pasti ingin sukses, tapi tidak semua orang yang berkorban dan serius untuk menggapai sukses.
BalasHapus